MAS ialah situs slot gacor hari ini terpercaya yang telah bekerjasama dengan berbagai jenis provider ternama dan terkemuka dimana banyak sekali permainan terbaik dan terbaru yang telah disediakan oleh situs slot gacor terbaru dari situs MAS terpercaya 2024.
HOKIRAJA merupakan situs yang berdiri sejak 15 tahun lalu dengan kelengakapan server slot terbaru , konsistentsi membuat situs login slot HOKIRAJA terpercaya tidak perlu diragukan sebagai situs judi slot online gacor hari ini. Situs slot terbaru dari daftar link raja Slot88 mudah menang hari ini juga membagikan tips bisa langsung maxwin tanpa pola dalam waktu bermain 5 menit saja. Lisensi lengkap resmi dari badan terkait seperti Slot Terbaru, Slot Gacor, Slot88 juga masih banyak provider slot online lagi tersedia lengkap di situs HOKIRAJA.
88 daftar situs slot gacor hari ini paling banyak dimainkan pada tahun 2024 Slot resmi terpercaya, segera daftrakan akun HOKIRAJA dengan promo 100% pada awal deposit dana menggunakan qris yang resmi di keluarkan bank indonesia menjamin deposit HOKIRAJA menjadai situs gacor terpercaya hari ini.
Sepanjang sejarah sepak bola, rivalitas Indonesia dan Malaysia memang selalu menggelora. Perang dingin yang terus berjalan terawat di benak masing-masing pendukung hingga setengah abad lamanya.
Imbasnya, rivalitas tidak hanya berlangsung selama 90 menit saja. Melainkan turut terbawa ke luar lapangan dan kerap membuat suasana semakin memanas.
Bahkan, dalam dua pertemuan terakhir, suporter kedua kesebelasan ini selalu terlibat perseteruan usai berakhirnya pertandingan. Seperti yang terjadi pada dua laga Kualifikasi Piala Dunia 2022, dimana kedua suporter terlibat saling ejek, hingga adu mulut pasca peluit pertandingan berakhirnya laga dibunyikan.
Pada leg pertama Kualifikasi Piala Dunia 2022 antara Timnas Indonesia vs Timnas Malaysia yang dihelat di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), perseteruan dimulai kala Harimau Malaya mampu menyamakan kedudukan. Waktu itu, Syafiq Ahmad berhasil membobol gawang skuat Garuda pada menit ke-66 dan menyamakan skor menjadi 2-2.
Tak mau kalah di rumah sendiri, SUGBK yang dipenuhi oleh ribuan suporter, terus menyanyikan lagu penyemangat kepada Andik Vermansyah dan kawan-kawan. Tak lupa nyanyian berupa sindiran guna mengendurkan semangat pemain Timnas Malaysia turut dikumandangkan.
Namun, rivalitas semakin memanas tatkala waktu pertandingan sudah mendekati menit-menit akhir laga. Banyak drama di atas lapangan hijau yang membuat para suporter merasa geram. Ujungnya, kekesalan ini turut dilampiaskan kepada pendukung Timnas Malaysia yang hadir di SUGBK.
Lemparan benda tumpul sesekali terjadi dan mengarah diantara tribun kedua pendukung ini. Apalagi, kedua pendukung tak ada yang mengalah, imbasnya para suporter semakin menjadi-jadi dan emosinya memuncak.
Apalagi pasca Timnas Malaysia mampu membalikkan keadaan di menit krusial. Mohamadou Sumareh berhasil membobol gawang Andritany Ardhiyasa pada menit 90+7 dan mengubah skor menjadi 2-3.
Tentu gol ini begitu menyakitkan bagi suporter Garuda yang hadir. Terlebih, kala suporter Malaysia memberikan sindiran kepada Timnas Indonesia, yang akhirnya membuat suasana menjadi panas dan menegangkan.
Apalagi pasca beberapa oknum suporter Timnas Indonesia bersiap memberikan perhitungan di luar stadion. Sehingga, beberapa pendukung Malaysia tidak dapat berkutik dan meninggalkan SUGBK. Alhasil, pihak kepolisian langsung turun tangan untuk membubarkan kerumunan suporter Indonesia dan menghindari adanya bentrokan antara sesama pendukung.
Disisi lain, tampaknya memori buruk ini terbawa hingga ke Negeri Jiran. Kala skuat Garuda menjalani leg kedua pertandingan di Malaysia, para pendukung Indonesia yang hadir turut dirundung pendukung Malaysia di Stadion Bukit Jalil.
Lemparan berupa botol, besi, hingga suar (flare) terus dilayangkan oknum pendukung Timnas Malaysia. Hal ini tentunya membuat pendukung Indonesia tidak nyaman dan merasa geram atas tindakan ini.
Kemudian, para suporter Indonesia pun sempat tertahan hingga malam karena dikepung oleh suporter tuan rumah. Tak berhenti sampai di sana, ketika para suporter Indonesia sudah sampai di hotel, beberapa oknum suporter Malaysia menyambangi mereka dan berupaya melakukan kontak fisik. Alhasil, ada 27 suporter tuan rumah yang diamankan dan 14 pendukung Timnas Indonesia turut dibawa ke kantor kepolisian setempat.
Di luar rivalitas antara suporter yang begitu panas, Timnas Indonesia telah bertemu sebanyak 96 kali dengan Timnas Malaysia. Dari statistik yang ada, skuat Garuda memang lebih unggul, meski tipis.
Timnas Indonesia tercatat telah mengantongi 39 kemenangan dari 96 pertemuan, sementara Malaysia baru mengemas 97 kemenangan. Kemudian, 21 laga sisanya berakhir sama kuat. Jumlah pertemuan antara kedua tim ini bisa dibilang paling banyak diantar tim-tim di Asia Tenggara, sebab belum ada duel yang lebih banyak dibandingkan Timnas Indonesia vs Timnas Malaysia di ASEAN.
Hanya saja, meski unggul dalam jumlah kemenangan, dari segi prestasi skuat Garuda memang tak bisa berkutik bila dibandingkan dengan Timnas Malaysia. Tercatat, Harimau Malaya telah mengemas satu trofi Piala AFF (2010) dan enam trofi SEA Games (1961, 1977, 1979, 1989, 2009, 2011).
Sementara, Timnas Indonesia belum pernah merasakan nikmatnya mengangkat trofi paling bergengsi di ASEAN itu dan hanya pernah dua kali meraih medali emas di ajang SEA Games (1987 dan 1991).
Disisi lain, bila berbicara di dalam ruang lingkup Piala AFF, Timnas Indonesia baru berhadapan sebanyak delapan kali kontra Timnas Malaysia. Dari delapan laga, kedua tim sama-sama mengemas empat kemenangan dan empat kekalahan.
Pertemuan pertama antara kedua tim terjadi di semifinal Piala Tiger 1996. Sukses keluar sebagai juara grup, Skuad Garuda langsung dibungkam Malaysia dengan skor 1-3 dalam laga semifinal yang berlangsung di Singapura.
Enam tahun berselang, Indonesia Kembali dihadapkan dengan Malaysia pada babak semifinal Piala AFF 2002. Kali ini, Skuad Garuda sukses mengalahkan Malaysia 1-0 berkat gol semata wayang dari Bambang Pamungkas.
Dua tahun berlalu, Timnas Indonesia kembali bertemu dengan Timnas Malaysia pada gelaran Piala AFF 2004. Waktu itu, skuat Garuda harus menerima kekalahan tipis 1-2. Kemudian, satu tahun berselang, Timnas Indonesia membalas kekalahan tersebut dengan mencukur Timnas Malaysia 4-1 di Piala AFF 2005.
Pada edisi Piala AFF 2010, Timnas Indonesia sejatinya memiliki kans juara yang begitu besar. Irfan Bachdim dan kolega mampu tampil memukau sejak babak grup bergulir. Timnas Indonesia mampu sapu bersih kemenangan kontra tim kuat seperti Thailand, Laos, dan Malaysia.
Bahkan, Timnas Indonesia yang berlaga di Grup A Piala AFF 2010 mampu menggilas Harimau Malaya 5-1 di SUGBK. Tentu kemenangan ini sangat menjanjikan bagi skuat Garuda untuk memboyong Piala AFF untuk pertama kalinya, terlebih pasca mengalahkan Filipina dengan agregat 2-0 di babak semifinal.
Hanya saja, pada partai final kontra Timnas Malaysia, skuat Garuda seperti kehilangan daya magisnya. Pada pertandingan leg pertama yang digelar di Stadion Bukit Jalil, Timnas Indonesia harus menyerah 3-0. Padahal, pada babak grup, Timnas Indonesia sangat superior menguasai permainan.
Tak mau kalah, Timnas Indonesia mencoba bangkit di leg kedua yang dihelat di SUGBK. Namun, lagi-lagi permainan Timnas Indonesia sulit berkembang. Alhasil, meski dapat menang 2-1, Timnas Indonesia harus menerima kenyataan bahwa trofi Piala AFF 2010 harus diberikan kepada Harimau Malaya usai kalah agregat 4-2.
Usai kekalahan menyakitkan pada Piala AFF 2010, Timnas Indonesia kembali bertemu pada Piala AFF 2012. Kali ini, Indonesia lagi-lagi tak bisa berkutik. Timnas Indonesia harus puas dengan skor akhir 2-0 dan kekalahan atas Malaysia membuat skuat Garuda gagal lolos ke babak semifinal.
Usai sembilan tahun tak bersua di ajang Piala AFF. Kini Timnas Indonesia akan menjajal kembali kekuatan Timnas Malaysia dalam lanjutan pertandingan Grup B Piala AFF 2020.
Pertandingan ini menjadi penentu kedua tim untuk lolos ke babak berikutnya. Namun, kans Timnas Indonesia secara hitung-hitungan memang lebih besar. Evan Dimas dan kawan-kawan hanya perlu meraih hasil imbang. Sementara, Timnas Malaysia wajib menang bila ingin lolos ke babak semifinal.
Bila melihat peta kekuatan kedua tim, sejatinya materi pemain yang ada tidak jauh berbeda. Hanya, mentalitas yang menjadi kunci utama dalam pertandingan yang penuh rivalitas ini. Sebab, meski memiliki pemain hebat sekalipun tetapi tak memiliki mental yang kuat, maka lag aini akan menjadi pertandingan yang sulit.